Thursday, May 11, 2006

KERTHA SEGARA DAN RUMPUT LAUT


JENIS RUMPUT LAUT DI KAWASAN KERTHA SEGARA


Kawasan Sawangan potensial sekali untuk pengembangan rumput laut, baik dari segi kualitas maupun kuntitas. Tingkat salinitas yang tinggi dan kandungan gelnya yang memadai menunjang jenis rumput laut yang dibudidaya di kawasan Sawangan ini dapat diterima di pasar internasional (komoditi ekspor). Selain hal tersebut diatas struktur pasir yang relatif kasar dapat membantu tingkat salinitas memadai dan menghambat suburnya hama dan penyakit dalam berkembang biak. Selain untuk kawasan budidaya rumput laut kawasan ini juga berpotensi untuk pengembangan pariwisata, karena selain pantainya yang indah juga pasirnya yang putih, menarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke kawasan ini. Kalaupun demikian pemerintah juga masih mengupayakan untuk berkembangnya kawasan ini sebagai kawasan budidaya rumput laut. Bagi para petani juga berharap bersinerginya antara pariwisata dengan rumput laut, sehingga apa yang diharapkan pelaku pariwisata dapat menunjang kepentingan para petani tanpa mengorbankan salah satu pihak. Dengan berkembangnya rumput laut di kawasan Sawangan ini, pendapatan perkapita penduduk dapat lebih meningkat dari sebelumnya, disaat mana para petani masih menghandalkan pertanian tanah kering. Dalam hal pertanian di darat, petani hanya memperoleh penghasilan setahun sekali dengan jumlah minimal, berbeda halnya dengan pertanian di laut. Mempertimbangkan keadaan tersebut maka petani ladang tersebut beralih ke pertanian rumput laut. Dengan penghasilan yang relatif lebih besar, petani menjadi betah menjadi petani rumput laut sampai saat ini. Adapun jenis rumput laut yang dibudidayakan sebagai berikut :

EUCHEUMA COTTONII SAKUL

Jenis Eucheuma Cottonii Sakul merupakan jenis terakhir bagi semua petani yang ada di Sawangan. Jenis rumput laut ini relatif dapat bertahan di segala musim, baik musim panas maupun pada musim hujan turun. Walaupun jenis ini kadang kala juga terkena hama penyakit yang begitu mengkhawatirkan, tetapi beberapa bagian masih dapat diselamatkan untuk keperluan bibit. Eucheuma Cottonii Sakul pertama kali disebar di kawasan pertanian Desa Kutuh dan akhirnya karena jenis ini terbawa arus menuju kawasan pertanian di Sawangan, petani mendapatkan jenis ini dari helai per helai sehingga berkembang menjadi banyak. Kini jenis ini menjadi populer di kawasan pertanian Desa Kutuh, Sawangan, Geger, Pecatu, beberapa juga di Desa Ungasan dan Serangan. Jenis Eucheuma Sakul ini setelah beradaptasi dengan perairan di Sawangan dan Geger berubah bentuk menjadi dua jenis yaitu: Jenis Eucheuma Cottonii Sakul dan Eucheuma Cottonii Celery.

EUCHEUMA COTTONII KANGKUNG (GADIS BALI sp.)

Jenis Eucheuma Cottonii Kangkung (Gadis Bali sp.) ini masih ada dibudidayakan di kawasan Sawangan. Jenis ini kurang menguntungkan bagi petani, karena tidak dapat bertahan dalam segala musim. Jenis ini hanya dapat bertahan dalam suhu yang tidak terlalu rendah, karena akan mengalami kebusukan (busuk batang). Jenis ini hanya dapat bertahan dalam suhu relatif sedang. Disamping ketahanan terhadap kondisi alam rendah, kandungan gelnya juga lebih rendah dan riskan terhadap serangan hama (micro dan macro). Tetapi pada musim-musim tertentu jenis Eucheuma Cottonii Kangkung ini dapat berkembang lebih cepat dari biasanya sehingga dapat menguntungkan petani dalam memenuhi tingkat produksinya. Jenis E. Cottonii Kangkung ini mempunyai warna yang bermacam-macam seperti Orange Gelap, Hijau Lumut, Biru keungu-unguan ada pula yang kuning keemasan. Perbedaan warna ini diperkirakan dipengaruhi oleh kondisi alam daerah dimana dia ditanam.


METODE PENANAMAN

Berbagai macam metode penanaman yang dilakukan oleh petani Kertha Segara seperti :

Metode Lepas Dasar Semi Long Line

Metode ini sangat menguntungkan bagi petani dengan struktur pasir yang relatif kasar. Metode ini dengan bibit E. Cottonii Sakul cocok dikembangkan dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Dalam segala cuaca kecendrungan metode tanam seperti ini lebih menguntungkan petani dibandingkan menggunakan sistem patok. Metode ini lebih baik diterapkan di atas pasir yang kasar, walaupun baik juga ditanam diatas padang laut (Lamun – Bhs. Bali), tetapi kurang tahan terhadap hama dan penyakit karena kecendrungan hama menempel pada padang laut tersebut.
Metode ini kurang cocok diterapkan diatas media yang berbatu karena cendrung akan rontok dihempas oleh gelombang, sehingga rumput laut akan habis sebelum sempat dipanen.

Metode Penanaman sistem Patok



Metode ini baik diterapkan diantara bibir pantai dengan lokasi pecahnya ombak ditengah. Batas ini kira-kira 100 meter ketengah dari bibir pantai, sehingga terhindar dari hempasan gelombang. Metode ini juga baik diterapkan di kawasan Sawangan, Kutuh dan Ungasan.


Metode Penanaman dengan Patok Tunggal

Metode ini baik juga diterapkan untuk menghemat lokasi dan efisien dalam pengerjaannya. Metode ini sama baiknya dengan Metode Lepas Dasar, hanya saja metode ini menggunakan patok tunggal. Metode ini riskan sekali diterapkan pada bibir pantai, karena banyak pemulung rerontokan rumput laut yang lalu lalang di lokasi tersebut.


Metode Penanaman Long Line Terapung

Metode ini baik diterapkan pada permukaan air dengan kedalaman 2 meter – keatas. Metode ini sedikit diterapkan di kawasan Sawangan, karena tidak terlalu menguntungkan bagi petani akibat sempitnya lokasi tempat penanaman, lokasi budidaya rumput laut di Kawasan Sawangan mayoritas dangkal dan seringnya lalu lalang perahu dan rakit-rakit para petani sehingga kemungkinan besar mengalami kerontokan.

1 Comments:

At 2:58 AM, Blogger Suastra said...

This comment has been removed by a blog administrator.

 

Post a Comment

<< Home